Selasa, 26 April 2016
langkah awal
bukan untuk diperdebatkan hal yang sudah jelas keberadaannya, tinggal bagai mana langkah awal yg pasti untuk merubah dan menutaskannya.
Minggu, 10 April 2016
KEKUATAN DIRI
DIMANA KEKUATAN ANDA BERSEMBUNYI, JIKA ANDA MASIH MERASA LEMAH. PADAHAL ALLAH TELAH MEMBERIKAN KEKUTAN PADA DIRI ANDA, TANPA KEKUATAN ITU ANDA AKAN SELALU LEMAH. ORANG LAIN BISA KENAPA ANDA TIDAK BISA, PADA HAL ANDA DAN MEREKA SAMA CIPTAAN ALLAH. JELAS DAN PASTI ANDA DIBERIKAN KEKUATAN DARI SUDUT DAN FUNGSI YANG BERBEDA.
ANDA TAHU APA YANG ANDA MILIKI, ATAU ANDA BELUM NYADARI KEKUATAN DIRI. DISAAT ANDA BISA BERBUAT SEMENTARA YANG LAIN TIDAK BISA, MAKA SEBENARNYA ITULAH KEKUATAN ANDA YANG HARUS ANDA OLAH. DAN ITU LAH BEKAL UNTUK MENGHIDUPKAN HIDUP ANDA YANG SEBENARNYA.
TAK PERLU MENCERMIN KEPDA ORANG LAIN, TAK PERLU INGIN MENJADI ORANG LAIN, JIKA KARENANYA ANDA HIDUP DALAM BAYANGAN NAMA ORANG LAIN. JADILAH DIRI SENDIRI DENGAN KEKUATAN YANG SEBENARNYA TIDAK DIMILIKI ORANG LAIN.
Sabtu, 09 April 2016
radikalime
Dalam sejarah
munculnya Islam di Indonesia, Islam yang dibawa para wali masa lalu dapat hidup
damai berdampingan dengan umat lain yang hidup masa itu. Namun seiring
perubahan zaman dan tuntutan tatanan sosial, ditengah semakin meluas dan
berkembangnya islam di Indonesia, kemunculan sakte-sakte atau aliran dalam
Islam terus bermunculan. Islam berkembang sesuai dengan latar belakang
kebudayaan dan kondisi alam yang ada di daerah penganutnya.
Dari farian ini,
kemunculan Islam radikal di Indonesia menjadi nyata, seiring perubahan tatanan
sosial dan politik seperti yang telah saya paparkan di atas. Terlebih setelah
kehadiran orang-orang Arab muda dari Hadramaut Yaman ke Indonesia yang membawa
ideologi baru ke tanah air, turut mengubah konstelasi umat
Islam di Indonesia.
Ideologi baru yang
mereka bawa lebih keras dan tidak mengenal toleransi, sebab banyak dipengaruhi
oleh mazhab pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab atau Wahabi yang saat ini
menjadi ideologi resmi pemerintah Arab Saudi.
Padahal sebelumnya
hampir semua para pendatang Arab yang datang ke Asia Tenggara adalah penganut
mazhab Syafi’i yang penuh dengan teloransi, ramah dan bisa menghargai
perbedaan. Dan saat ini ideologi tersebut telah melahirkan banyak tokoh
radikalis, semisal Ustadz Abu Bakar Baasyir, Ja’far Umar Talib dan Habib Rizieq
Shihab.
Kemudian dalam catatan
sejarah radikalisme Islam semakin menggeliat pada pasca kemerdekaan hingga
pasca reformasi, Sejak Kartosuwirjo memimpin operasi 1950-an di bawah bendera
Darul Islam (DI). Sebuah gerakan politik dengan mengatasnamakan agama,
justifikasi agama dan sebagainya.
Dalam sejarahnya
gerakan ini akhirnya dapat digagalkan, akan tetapi kemudian gerakan ini muncul
kembali pada masa pemerintahan Soeharto, hanya saja bedanya, gerakan
radikalisme di era Soeharto sebagian muncul atas rekayasa oleh militer atau
melalui intelijen melalui Ali Moertopo dengan Opsusnya, ada pula Bakin yang
merekayasa bekas anggota DI/TII, sebagian direkrut kemudian disuruh melakukan
berbagai aksi seperti Komando Jihad, dalam rangka memojokkan Islam.
Setelah itu sejak
jatuhnya Soeharto, ada era demokratisasi dan masa-masa kebebasan, sehingga
secara tidak langsung memfasilitasi beberapa kelompok radikal ini untuk muncul
lebih nyata, lebih militan dan lebih vokal, ditambah lagi dengan liputan media,
khususnya media elektronik, sehingga pada akhirnya gerakan ini lebih tanpak.[1]
Setelah DI, muncul
Komando Jihad (Komji) pada 1976 kemudian meledakkan tempat ibadah. Pada 1977,
Front Pembebasan Muslim Indonesia melakukan hal sama. Dan tindakan teror oleh
Pola Perjuangan Revolusioner Islam, 1978.[2] Tidak lama kemudian, setelah pasca
reformasi muncul lagi gerakan yang beraroma radikal yang dipimpin oleh Azhari
dan Nurdin M. Top dan gerakan-gerakan radikal lainnya yang bertebar di beberapa
wilayah Indonesia, seperti Poso, Ambon dan yang lainnya.
Semangat radikalisme
tentu tidak luput dari persoalan politik. Persoalan politik memang sering kali
menimbulkan gejala-gejala tindakan yang radikal. Sehingga berakibat pada
kenyamanan umat beragama yang ada di Indonesia dari berbagai ragamnya.
Dalam konstelasi
politik Indonesia, masalah radikalisme Islam makin besar karena pendukungnya
juga makin meningkat. Akan tetapi gerakan-gerakan ini lambat laun berbeda
tujuan, serta tidak mempunyai pola yang seragam. Ada yang sekedar
memperjuangkan implementasi syari’at Islam tanpa keharusan mendirikan “negara
Islam”, namun ada pula yang memperjuangkan berdirinya negara Islam Indonesia,
disamping yang memperjuangkan berdirinya “kekhalifahan Islam’, pola
organisasinya pun beragam, mulai dari gerakan moral ideologi seperti Majelis
Mujahidin Indonesia dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sampai kepada gaya
militer seperti Laskar Jihad, dan FPI.[3]
[1] Azumardi Azra,
dalam Artikel Tempo (15-12-02) “Radikalisme Islam Indonesia”.
[2] M. Zaki
Mubarak, Geneologi Islam Radikal di Indonesia, ( Jakarta :LP3ES, 2008).
[3] Endang Turmudi
(ed), Islam dan Radikalisme di Indonesia, (Jakarta :LIPI
Press,
toleransi
PIDATO (Toleransi
adalah Kunci Persatuan Nasional)
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarokatu
Yang saya hormati Ibu
guru SMA Negeri 1 Blega
Dan yang saya sayangi
teman sekalian yang berbahagia.
Di
pagi yang cerah ini marilah kita bersama-sama panjatkan puji syukur ke hadirat
Allah SWT, karena berkat rahmat, nikmat dan hidayahnya kita dapat berkumpul
dalam keadaan sehat wal’afiat. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw, karena beliaulah yang membawa
kita dari alam jahiliyah maenuju alam islamiyah ini.
Pertama,
saya ucapkan terimakasih kepada Hadirin sekalian karena saya telah di ijinkan
untuk berpidato dengan judul “Toleransi adalah kunci persatuan nasional”. Secara
lansung maupun tidak langsung, kita hidup didunia ini secara berdampingan dan
berbeda-beda. Berbeda agama, berbeda suku, berbeda budaya. Dan selama kita
hidup berdampingan, satu sisi ada yang memang positif dan baik sementara disisi
lain kita memang negatif dan tidak baik.
Untuk
mencegah adanya perselisihan antar manusia, saya ingin mengajak hadirin
sekalian untuk menanamkan sikap toleransi dalam hidup berdampingan. Toleransi
adalah sikap kita untuk menghormati dan menghargai segala tindakan yang
dilakukan oleh orang lain. Dan siapa yang berhak kita toleransi??? Yang berhak
kita toleransi adalah semua manusia yang ada di dunia ini selama mereka masih
melakukan tidakan yang tidak keterlaluan. Dari mereka yang sama dengan kita,
hingga mereka yang berbeda agama, berbeda budaya, berbeda suku, dll.karena
walaupun kita berbeda-beda, akan tetapi kita satu negara dan di ikat dengan
Persatuan Nasional.
Toleransi
dalam hidup terbagi atas toleransi terhadap sesama muslim dan toleransi
terhadap kaum nonmuslim. Toleransi sesama muslim merupakan suatu kewajiban,
karena di samping sebagai tuntutan sosial, juga merupakan wujud
persaudaraan yang terikat oleh tali Aqidah yang sama. Adapun toleransi terhadap
non muslim mempunyai batasan tertentu selama mereka mau menghargai kita, dan
tidak mengganggu kita. Mereka pun harus kita hargai karena pada dasarnya kita
sama yaitu sebagai makhluk Allah SWT. Jadi walaupun kita berbeda agama, kita
juga harus bisa menghormati mereka. Namun tidak dianjurkan kepada kita
bertoleransi dengan orang yang berbeda agama tentang aqidah dan kepercayaan,
karena telah dijelaskan dalam Surah Al-kafiruun ayat 1- 6 yang artinya
“Katakanlah: Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah, Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah , Dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah, Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.
Jadi kita boleh bertoleransi dengan umat non muslim dalam hal dunia saja, tidak
untuk akhirat.
Bersikap
toleransi bukan berarti kita toleran terhadap sesuatu secara membabi buta tanpa
memiliki pendirian, tetapi harus dibarengi dengan suatu prinsip yang adil dan
membela kebenaran. Kita tetap harus tegas dan adil jika dihadapkan pada suatu
masalah baik menyangkut diri sendiri, keluarga ataupun orang lain. Kita sebagai
pelajar harus mempunyai sikap toleransi terhadap apa yang ada di sekitar kita,
contohnya mematuhi tata tertib sekolah, saling menyayangi dan menghormati
sesama pelajar, Berkata yang sopan, tidak berbicara kotor, atau menyinggung
perasaan orang lain. Insyallah, apabila kita menerapkan sikap toleransi dalam
diri kita, rasakan sendiri manfaatnya, kita akan hidup berdampingan secara
damai, adanya kesejahteraan, persatuan dan kesatuan dapat kita wujudkan
bersama, dan pembangunan negara yang kita rencanakan akan berjalan lancar.
Jadi,
Mari kita tegakkan Toleransi dalam diri kita. Karena toleransi merupakan kunci
persatuan nasional, agar kita generasi muda dapat bersama-sama membangun negara
Indonesia dengan ikatan persaudaraan yaitu merasa satu darah Indonesia.
Mungkin
cukup sekian yang dapat saya sampaikan, apabila terdapat kata-kata yang tidak
berkenan di hati hadirin sekalis, saya mohon maaf dan terimakasih.
Wassalamualaikum
Warohmatullahi Wabarakatu
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan
kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan
berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat
menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka
anut.
MULTIKULTURALISME
PENGERTIAN
MULTIKULTURALISME
Secara sederhana multikulturalisme
berarti “keberagaman budaya”. Istilah multikultural ini sering digunakan
untuk menggambarkan tentang kondisi masyarakat yang terdiri dari keberagaman
agama, ras, bahasa, dan budaya yang berbeda. Selanjutnya dalam khasanah
keilmuan, istilah multikultural ini dibedakan ke dalam beberapa ekspresi yang
lebih sederhana, seperti pluralitas (plurality) mengandaikan
adanya “hal-hal yang lebih dari satu (many)”,keragaman (diversity)
menunjukkan bahwa keberadaan yang “lebih dari satu” itu berbeda-beda,
heterogen, dan bahkan tidak dapat disamakan, dan multikultural (multicultural)
itu sendiri.
Secara epistmologis, multikulturalisme
dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham).
Secara hakiki, dalam kata itu terkandung pengakuan akan martabat manusia yang
hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannya masing-masing yang unik. Dengan
demikian, setiap individu merasa dihargai sekaligus merasa bertanggung jawab
untuk hidup bersama komunitasnya. Pengingkaran suatu masyarakat terhadap
kebutuhan untuk diakui merupakan akar dari segala ketimpangan dalam berbagai
bidang kehidupan.
Pengertian multikulturalisme mengandung
dua pengertian yang sangat kompleks, yaitu “multi” yang berati jamak atau
plural, dan “kulural” yang berarti kultur atau budaya. Istilah plural
mengandung arti yang berjenis-jenis, karena pluralisme bukan sekedar pengakuan
akan adanya hal yang berjenis-jenis tetapi pengakuan tersebut memiliki
implikasi politis, sosial, ekonomi dan budaya. Dalam pengertian tradisonal
tentang multikulturalisme memiliki dua ciri utama; pertama, kebutuhan terhadap
pengakuan (the need of recognition). Kedua, legitimasi keragaman budaya atau
pluralisme budaya. Dalam gelombang pertama multikulturalisme yang esensi
terhadap perjuangan kelakuan budaya yang berbeda (the other).
Mengutip S. Saptaatmaja dari buku Multiculturalisme
Educations: A Teacher Guide To Linking Context, Process And Content karya
Hilda Hernandes, bahwa multikulturalisme adalah bertujuan untuk kerjasama,
kesederajatan dan mengapresiasi dalam dunia yang kian kompleks dan tidak
monokultur lagi. Pengertian dari Hilda ini mengajak kita untuk lebih arif
melihat perbedaan dan usaha untuk bekerjasama secara positif dengan yang
berbeda. Disamping untuk terus mewaspadai segala bentuk-bentuk sikap yang bisa
mereduksi multikulturalisme itu sendiri. Lebih jauh, Pasurdi Suparlan memberikan
penekanan, bahwa multikulturalisme adalah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan, baik secara individu maupun
kebudayaan. Yang menarik disini adalah penggunaan kata ideologi sebagai
penggambaran bahwa betapa mendesaknya kehidupan yang menghormati perbedaan, dan
memandang setiap keberagaman sebagai suatu kewajaran serta sederajat.
Selanjutnya Suparlan mengutip Fay, Jary
dan Jary (1991), Watson (2000) dan Reed menyebutkan bahwa multikulturalisme ini
akan menjadi acuan utama bagi terwujudnya masyarakat multikultural, karena
multikulturalisme sebagai sebuah ideologi akan mengakui dan mengagungkan
perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kebudayaan.
Dalam model multikulturalisme ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat
bangsa seperti Indonesia) mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku umum dalam
masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mosaik. Di dalam mosaik
tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih kecil yang
membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai kebudayaan
seperti sebuah mosaik. Dengan demikian, multikulturalisme diperlukan dalam
bentuk tata kehidupan masyarakat yang damai dan harmonis meskipun terdiri dari
beraneka ragam latar belakang kebudayan.
Dari gambaran pemahaman tentang
multikultural yang dikemukakan di atas, maka dapat dipahami bahwa inti
dari konsep multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara
sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, jender,
bahasa, ataupun agama. Apabila pluralitas sekadar merepresentasikan adanya
kemajemukan (yang lebih dari satu), maka multikulturalisme memberikan penegasan
bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama di dalam ruang public.
Multikulturalisme menjadi semacam respons kebijakan baru terhadap keragaman.
Dengan kata lain, adanya komunitas-komunitas yang berbeda saja tidak cukup;
sebab yang terpenting adalah bahwa komunitas-komunitas itu diperlakukan sama
oleh Negara.
Kesadaran akan adanya keberagaman budaya
disebut sebagai kehidupan multikultural. Akan tetapi tentu, tidak cukup hanya
sampai disitu. Bahwa suatu kemestian agar setiap kesadaran akan adanya
keberagaman, mesti ditingkatkan lagi menjadi apresiasi dan dielaborasi secara
positif. pemahaman ini yang disebut sebagai multikulturalisme.
Multikulturalisme’ (multiculturalisme)-meskipun berkaitan dan sering
disamakan-adalah kecenderungan yang berbeda dengan pluralisme.
Multikulturalisme adalah sebuah relasi pluralitas yang di dalamnya terdapat
problem minoritas (minority groups) vs mayoritas (mayority group),
yang di dalamnya ada perjuangan eksistensial bagi pengakuan, persamaan (equality),
kesetaraan, dan keadilan (justice).
SEJARAH
MULTIKULTURALISME
Multikulturalisme mulai dijadikan
kebijakan resmi di negara berbahasa inggris (English-speaking countries)
dimulai di Kanada pada tahun 1079-an. Kebijakan ini kemudian diadopsi oleh
sebagian besar anggota Uni Eropa seperti Australia, Amerika Serikat,
Inggris, Jerman, dan lainnya., sebagai kebijakan resmi, dan sebagai konsensus
sosial diantara elit. Sebagai sebuah gerakan, menurut Bhiku Parekh, setelah
tiga dekade sejak digulirkan, multikulturalisme sudah mengalami dua gelombang
penting, yaitu;
Pertama, multikulturalisme
dalam konteks perjuangan pengakuan budaya yang berbeda. Prinsip kebutuhan
terhadap pengakuan (needs of recognition) adalah ciri utama dari
gelombang pertama ini. Kedua, (gelombang
kedua) adalah multikulturalisme yang melegitimasi keragaman budaya, yang
mengalami beberapa tahapan, diantaranya: kebutuhan atas pengakuan, melibatkan
berbagai disiplin akademik lain, pembebasan melawan imperealisme dan
kolonialisme, gerakan pembebasan kelompok identitas dan masyarakat asli/
masyarakat conform (indigeneous people), post-kolonialisme, globalisasi,
post-nasionalisme, post-modernisme, post-strukturalisme yang mendekonstruksi
struktur kemapanan dalam masyarakat.
Untuk menghindari kekeliruan dalam
diskursus tentang multikulturalisme, Bikhu Parekh menggaris bawahi tiga asumsi
yang harus diperhatikan dalam kajian ini, yaitu;
1. pada dasarnya manusia akan terikat dengan struktur dan
sistem budayanya sendiri dimana dia hidup dan berinteraksi. Keterikatan
ini tidak berarti bahwa manusia tidak disposition bersikap kritis terhadap
complement budaya tersebut, akan tetapi mereka dibentuk oleh budayanya dan akan
selalu melihat segala sesuatu berdasarkan budayanya tersebut.
2. perbedaan budaya merupakan representasi dari
complement nilai dan cara pandang tentang kebaikan yang berbeda pula. Oleh
karena itu, suatu budaya merupakan suatu entitas yang relations sekaligus
prejudiced dan memerlukan budaya lain untuk memahaminya. Sehingga, tidak satu
budaya joke yang berhak memaksakan budayanya kepada complement budaya lain.
3. pada dasarnya, budaya secara inner merupakan entitas
yang plural yang merefleksikan interaksi antar perbedeaan tradisi dan untaian
cara pandang. Hal ini tidak berarti menegaskan koherensi dan identitas budaya,
akan tetapi budaya pada dasarnya adalah sesuatu yang majemuk, terus berproses
dan terbuka.
JENIS-JENIS
MULTIKULTURALISME
Berbagai macam pengertian dan
kecenderungan perkembangan konsep serta praktek multikulturalisme yang
diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh membedakan 5
macam multikulturalisme, yaitu:
1. Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat
dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat
dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
2. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang
memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi
tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan
menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara
kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan
dan mengembangkan kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak
menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara
Eropa.
3. Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural dimana
kelompok kutural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan
budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang
secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk
mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok
dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu
masyarakat dimana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
4. Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni
masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern)
dengan kehidupan kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif
yang mencerminkan dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
Multikultural ini, berlaku di Amerika Serikat dan Inggris perjuangan kulit
hitam dalam menuntut kemerdekaan.
5. Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus
batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana
setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya,
secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus
mengembangkan kehidupan kultural masing-masing.
Sumber:
Jumat, 01 April 2016
kelemahan dan kekuatan
bukan mereka atau pun siapa pun dia yang akan menetukan jalan hidup mu, tapi dirimulah yang akan menjalani dan mersakan kemudian dari hasil yang dilakukan. diciptakan dengan segala kelemahan dan kelebihan, dengan segala persaman dan perbedaan untuk bekal dalam perjalan untuk kembali.
dengan kelebihan dan persamanlah anda akan dapat mengejar dan meraih impian yang ingin kou genggam. dengan mengenali kelebihan dalam diri sebagai kekuatan dan potensi diri yang harus disumbangsihkan kepada dunia ini, karena itu anda memiliki peranan tersendiri dalam alam semesta ini. dengan merekalah yang memiliki persamaan, anda dapat saling menyempurnakan. dan kemudian dapat mengoptimalkan daya guna yang ada.
sadari sepenuhnya bahwa dalam meraih apa yang anda inginkan harsus bercermin kepada mereka yang sukses, dimana pada awalnya mereka memiliki persaman dalam impian dan tujuan hidupnya. dengan demikian anda memiliki acuan pigur sebagai literatur untuk mencapainya. carilah benang dengan arah dan warna yang sama. agar dapat membantu gambaran apa yang hendak anda lukiskan untuk memperjelas impian itu.
jangan takut gagal, sebenarnya rasa takut itu yang telah membuat anda gagal sebelum mencoba. kuliti diri, kenali diri dan jawab segala pertanyaan yang ada dalam diri. kesuksesan tidak datang dengan sendirinya, melainkan berawal dari sebuah pertanyan tentang diri. saat terjawab apa yang diinginkan, maka akan muncul sebuah usaha untuk mencapainya.
kita harus sukses sesuai dengan potensi yang telah ada dalam diri, kita pasti bisa dengan berbagai cara dengan tanpa harus ada yang dilanggar.
sibodoh akan menjadi budak sipinter
silemah akan menjadi budak sikuat
simiskin akan menjadi budak sikaya
pilihan ada ditangan anda
tanpa mimpi dan tujuan hidup
maka tak ubahnya seperti buih dilautan
hanya akan ikuti gelimbang dan terbuang
terpenjara-\
--terpenjara---
"Kemana kau pergi" dia bertanya dlm bisunya. "Ada disini" aku menjawab dgn malu.
"Hemmm..." Dia menatapku sambil mengerutkan keningnya.
"Aku terpenjara dijeruji waktu" saut ku dgn nada lembutku.
"Kakiku terjerat tanpa tali terikat, terkunci dikamar dgn pintu terbuka. Aku dikelilingi penjaga keaman yang tangguh tertidur" tambahku padanya.
Dia berjalan-jalan kecil, berlalu lalang dihadapanku. "Sudahlah jangan menghakimi diri,lihatlah jauh kedepan. Kita hidup sekarang dan berharap besok,lusa dan nanti" dia dengan tegas bicara pada hatiku. "Iya" jawabku dgn menghelai napas panjang.
"Kemana kau pergi" dia bertanya dlm bisunya. "Ada disini" aku menjawab dgn malu.
"Hemmm..." Dia menatapku sambil mengerutkan keningnya.
"Aku terpenjara dijeruji waktu" saut ku dgn nada lembutku.
"Kakiku terjerat tanpa tali terikat, terkunci dikamar dgn pintu terbuka. Aku dikelilingi penjaga keaman yang tangguh tertidur" tambahku padanya.
Dia berjalan-jalan kecil, berlalu lalang dihadapanku. "Sudahlah jangan menghakimi diri,lihatlah jauh kedepan. Kita hidup sekarang dan berharap besok,lusa dan nanti" dia dengan tegas bicara pada hatiku. "Iya" jawabku dgn menghelai napas panjang.
Langganan:
Komentar (Atom)
# Pemenang hanya orang kuat yang akan menang pada akhirnya kuat hati, tak peduli seberapah besar dan banyaknya luka hati. dia tetap kuat m...
-
PROPOSAL KEGIATA PENYELENGGARAAN PERPISAHAN KELAS XII SMK 1 HAURWANGI TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 ...
-
manusian belajar dari pengetahuan, wawasan dan pendidikan. akan tetapi yang utama belajar dari pengalaman hidupnya sendiri pengalaman y...

