Salah dan Benar

Kita memang manusia yang telah ada didalam dirinya tempat untuk salah dan benar, sebagai manusia yang diberikan keleluasaan untuk memilih. benar kata pepatah "salah terus bukan iblis, benar terus bukan malaikat".  benar dan salah kedudukannya telah mutlak tertera dalam hukum agama islam, dengan konsekwensi yang jelas pada akhirnya.

kesalahan awal dikarenakan ketidak tahuan, kesalahan kedua dikarenakan kealfaan/ kehilapan dan kesalahan terakhir adalah kesengajaan, jika setelah tahu dan lupa kita tidak pandai mengambil pelajaran darinya, maka kesalahan akan menjadi kebiasaan. Jangan berdalih dengan kelemahan karena kita berbuat kesalahan, cobalah berdalih kesalahan yang berulang itu sebenarnya kelalaian dan ketidak mauan untuk membenahi diri.

jika kebenaran dan kesalahan sudah berlandasakan pada keinginan diri sendiri, maka sudah jelas kebenaran mutlak akan tertutupi.yang ada hanyalah kepuasan yang hanya bisa dibatasi dengan kematian itu sendiri. sementara didunia ini kepeuasan itu sangatlah terbatas dan sebenarnya bukan tempatnya untuk dicari dan dimiliki. karena kehidupan itu sendiri bagaikan kedipan dalam terjaganya diri kita, tak ubahnya serpihan debu diatas hamparan padang pasir.

ingatkanlah kesalahan awal dengan  ilmu yang sebenarnya, ingatkanlah kehilapan/ kealfaan dengan senantiasa mengamalkan ilmu dan ingatkanlah kesengajan dengan rasa malu dan takut akan pertanggung jawaban dikehidupan berikutnya. kesalahan didunia masih bisa beralasan dan menutupinya dengan bersembunyi dibalik kekuasan,  akan tetapi disaat kekuasan diambil alih oleh yang Maha kuasa, maka tak seorang pun mampu mengelak dari pada-Nya.

Dunia adalah tempatnya berdebat antara rasa dan logika, permainan antara yang lemah dan yang kuat. Jika kita tak pandai dan jeli dalam menyikapi semua ini, maka jelas kita akan terjebak dan tenggelam dalam kesalah yang berdalih membenarkan dirinya sendiri. Jangan demikia, karena akhirat tak lagi memberlakukan logika disaat penghisaban/ perhitungan amal baik dan buruk, yang ada kemudian hanyalah rasa suka dan duka tanpa ada penolakan atau pun perdebatan>